Bila resiko dapat diterima/tolerir maka organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus dilakukan terhadap resiko itu.
Berikut 5 tahapan hirarki yang dilakukan untuk mengendalikan resiko :
1. Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya. Misalnya dalam suatu proses produksi mobil, sebelum dilakukan proses pengecatan mobil dilakukan proses anti karat, namun sekarang sudah tidak perlu dilakukan lagi karena cat yang digunakan sekaligus anti karat.
2. Subtitusi
Mengganti suatu bahan/tahapan proses berbahaya. Misalnya :
- Mengganti bahan bentuk serbuk dg bentuk pasta
- Proses menyapu diganti dg Vacum
- Bahan solvent diganti dg bahan detergen
- Proses pengecatan spray diganti dg pencelupan
3. Rekayasa/Engineering
Melakukan perbaikan suatu tahapan proses berbahaya dg memasang, memanfaatkan peralatan/perlengkapan perlindung, merekayasa suatu alat. Misalnya :
- pemasangan alat pelindung mesin (mechine guarding)
- pemasangan general dan local ventilation
- pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
Melakukan perbaikan secara sistem sehingga menghindarkan dari bahaya langsung yang dapat terjadi. Misalnya :
- Pembuatan sign/tanda/rambu
- Pergantian shift kerja
- Pembentukan sistem kerja
- Pelatihan (training)
5. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Jika empat tindakan diatas tetap tidak dapat menghindari dari bahaya maka perlu perlindungan alat pada diri pekerja, dengan APD diantaranya : hard hat (helm), Safety shoes, Safety Googles. Safety Belt, Body Harness, Ear Plug/muff, Gloves, dll.
Setelah rencana tindakan pengendalian resiko dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah efektif atau belum.
Safety Buletin Agungrent
www.agungrent.com
we care your transportation's need
Info jelas hubungi :
Arief Budianto
(SPV Marketing Cikarang)
081380022885
Yuda ditya Kustiwa
(Marketing Officer Cikarang)
081289729076
Kantor perwakilan kami di:
Jl. Tarum Barat II C3/19 Jababeka II
Cikarang Baru.
tlp. 021-29470973

Tidak ada komentar:
Posting Komentar